Tuesday, April 22, 2008

MALU

Adakah hal yang berarti
yang sudah kuukir sebagai bingkai hidup?
adakah aku selalu bersyukur Kepada sang Illahi?

kalaulah tidak sederas air hujan...atau seluas samudera dan lautan
barangkali senoktah saja?

Coba mengingat
coba kembali ke masa lalu
mencari...barangkali ada sudah kutorehkan noktah yang berarti itu....
kuhitung... berapa banyak syukur atas segala kenikmatan ini...

kalaupun setitik noktah tipis itu kutemukan
kalaupun sekeping sudut hati yang pernah bersyukur itu pernah ada

namun...akhirnya tetap membuatku MALU...karena

noktah itu tak sebanding
dengan masa panjang ini
ribuan waktuku mungkin tersia-sia

syukurku tak sebanding
dengan waktu yang dianugerahkan-Nya,
dengan nikmat yang melimpah...,
di sepanjang waktuku ini


aku mengembalikan tanya
pada diriku sendiri
akan dibawa kemana hari esok?
...

Ku hanya ingin
kalaupun tak kuasa menyeimbangi pengabdianku dengan lautan nikmat-Mu
berikanlah lagi ku waktu
untuk senantiasa mengingat-Mu
dalam setiap helaan nafas
yang setiap hembusannya pun adalah limpahan asa-asa baru

sehingga tidak hanya noktah itu saja
namun adalah hidup yang sudah kumaknai sepenuhnya


Amiin


Percetakan Negara, 16 April 2008

Cake Harapan untuk Adni, 12 April 08



Tanpa pitapita
Tanpa balon-balon
Tanpa kemeriahan pesta
Hanya kami bingkiskan cake coklat bertabur separuh nafas doa
untukmu...Adni ...
Ya ...untukmu di hari ini,
untukmu di hari ini dan masa datang

Semoga ...
menjadi cahaya mata Ibu dan Ayah, selalu...
menjadi cahaya mata yang membutuhkannya, selalu...

Amiin


Ibu,
12 April 2008...(Maaf ya Adni baru sempat posting malam ini)

Sunday, March 23, 2008

Nasi Bakar Pindang Tongkol

Padahal hari libur...tapi bingung gak punya bahan untuk dijadikan menu, karena gak sempet belanja, hanya punya pindang tongkol,...searching di internet dapat resep Nasi bakar ikan tongkol. Boleh juga dicoba, dan hasilnya...suami suka:)

Bahan:
- 200gr daging pindang ikan tongkol yg udah disuwir2
- 1 ikat daun kemangi, ambil daunnya dan 1 ikat daun ketela muda ambil daunnya
- 3 tangkai serai, iris tipis bagian putihnya
- 7 lembar daun jeruk, potong-potong
- 100 ml santan dari 1/2 butir kelapa
- 850 gr nasi putih pulen bisa juga pake nasi merah kalo pengen lebih menarik
- 2cm lengkuas, iris halus
- 4 lembar daun salam
- 2 sdt garam
- 3 sdm minyak untuk menumis
- Daun pisang untuk membungkus dan lidi

Bumbu dihaluskan :

- 1 sdt ketumbar sangrai
- 6bh bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 3cm kunyit
- 1/2 sdt gula merah
- 1/2 sdt merica
- 1cm jahe
- 2 batang serai ambil putihnya saja

Directions:

1. Tumis bumbu halus, daun salam. daun jeruk, lengkuas dan serai sampai harum
2. Tambahkan daging pindang tongkol, aduk hingga berubah warna.
3. Masukkan nasi dan santan, aduk hingga bumbu meresap dan matang
4. Taburkan daun kemangi dan daun ketela, aduk rata dan matikan api
5. Sendokkan ke daun, semat dengan lidi dan bakar di atas bara api sampai harum
6. Bisa jadi 6-7 bungkus nasi bakar

Oh ya...sebagai pelengkap, nasi Bakar Pindang Tongkol ini bisa dihidangkan dengan tahu dan tempe goreng panas plus sambel terasi goreng....dengan cita rasa yang sedikit manis...hmmmm

Untuk resep sambel nya menyusul ya...

Thursday, March 20, 2008

Thursday, March 13, 2008

Pusaka

bahwa jika ada pusaka abadi
berikan bekal dan kekuatan
yang tak pernah punah jua aus terkikis masa dan hasut
melampaui lapisan generasi
adalah cinta dan ilmu

sudilah mewarisi dan mewariskannya kelak
hai tiap jiwa yang bernafas

Noey

Wednesday, March 12, 2008

HOREEEE....ADNI Bisa Berdiri Sendiri!!!

Jadi ingat iklan sebuah produk di televisi yang kerap ditayangkan di beberapa tahun belakangan...
"Cucuku sudah bisa berdiri sendiri!!!"
Kalimat itu juga yang muncul tadi sore, selepas pulang kerja tatkala pertama kalinya menyaksikan Adni, putri kecilku di usianya yang genap 11 bulan di tanggal 12 Maret ini, pijakan kedua kakinya sehingga sanggup menopang tubuhnya untuk berdiri tegak. Rasanya mulut ingin segera teriak saja saking senang melihatnya bisa berdiri, tapi terpaksa tertahan agar Adni tidak kaget dengan teriakan antusiasmeku, sehingga dia limbung dan tidak seimbang... Nafas ini hampir benar-benar tertahan sampai akhirnya setelah cukup lama berdiri dan menjatuhkan dirinya dalam posisi duduk, barulah kalimat standar klasik itu terucapkan juga, kucium Adni sebagai tanda apresiasi untuknya.

Ekspresi wajahnya sangat fenomenal, ngeri-ngeri tapinya happy (ekspresi macam apakah maksudnya:) ). Tapi memang raut wajahnya sangat dan teramat lucu saat itu, seolah senyum dan "cengiran" yang menampakkan 2 giginya yang baru tumbuh itu ikut menyeringai ingin bilang, "Ibu...lihat akhirnya aku pun bisa berdiri sekarang...aku sudah besar lho!!!" Berlebur dengan rasa antusiasmenya, sampe deg-degan setiap melihatnya berusaha tetap berdiri tegak. Bahkan sempat beberapa kali dia mencoba berdiri lagi, namun keseimbangannya hilang, sehingga terjatuh, tapi dia tetap keukeuh mencoba lagi, dan mencoba sampai akhirnya berhasil berdiri kembali.

Subhanallah...satu lagi perkembangan Adni yang menunjukkan sampai saat ini dia baik-baik saja, sehat dan tumbuh normal. Semoga kamu selalu dalam keadaan sehat Nak...dan berada dalam lindungan-Nya...Dan semoga kelak kamu juga menjadi pribadi yang pantang menyerah, sebagaimana kamu mencoba belajar untuk berdiri tegak tanpa takut terjatuh..Amiin

Tuesday, March 11, 2008

Adni Batuk

Tadi pagi saya ijin terlambat masuk kantor karena harus membawa Adni ke dokternya terlebih dahulu. Dia terkena batuk mulai 3 hari yang lalu. Ini pertama kali Adni terkena batuk, itu pun selain karena cuaca, sepertinya tertular dari ibu dan ayahnya yang sudah sekian lama batuk-batuk terus tak kunjung sembuh. Sejak 3 hari lalu Adni mulai terbatuk-batuk.
Awalnya saya biarkan saja, tidak terlalu mengkhawatirkannya, karena batuknya terdengar sesekali saja dan tidak nampak mengkhawatirkan. Namun tadi malam dia terbatuk-batuk lebih kerap dari hari-hari sebelumnya, semakin lama diperhatikan batuknya semakin sering, dan setiap mendengar suara batuknya itu semakin gak tega. Terbayang dia menahan rasa gatal di tenggorokannya, berdahak... dan capek. Kira-kira pukul 3 dini hari terdengar lagi dia batuk dan seperti sesak karena tidak kuat menahan dorongan rasa ingin batuk berikutnya dari tenggorokannya, segera saya bantu mendudukan kemudian medekapnya, tiba tiba dia muntah.
Mukanya yang mungil terantuk-antuk tak peduli saat saya coba seka mukanya, mengganti bajunya...duh kasihan. Tak ada keraguan lagi untuk membawanya ke dokter.
Dr. Sugandi beri adni obat batuk. Kelihatanya batuk Adni sudah mulai berkurang, walaupun saya tau itu harus dengan jeli mendengar mana"the real" batuk Adni, mana yang dibuat2, karena Adni sekarang sudah pintar meniru orang batuk, jadi kadang2 dia iseng pura-pura batuk... Aduh Adni...Adni...